HUT BPK Oi BEKASI








sabtu 28 nov 2011. alhamdulillah Oi Kota bekasi mengadakan kegiatan yang  bertepatan dengan hari lahirnya Oi kota bekasi itu sendiri, dengan mengadakan kegitan Pagelaran musik, penanaman pohon, teater yg di lakukan Oleh Oi tasik. 



Alhamdulilah acara di adakan dengan berbarengan hari menanam nasional itu bisa berjalan dengan lancar, dan di meriahkan juga oleh ferpormen dari Oi kelompok sebekasi,  teaterlikal dari Oi tasikmalaya dan pameran Rescu dari tim OCC ( Oi crisis centre). acara tersebut di hadiri oleh ketua BPW Oi Jawa Barat (kang acong) dari BPP ( pak pudji Pamungkas) angota DPRD kota bekasi '' Pak Ust. Ahmad Ustuchri, SE,

Walau acara tersebut masih jauh dari sempurna, namun kami Dari BPK Oi Kota bekasi sangat puas atas kerja tim yang di lakukan oleh BPK dan anggota kelompok, kami berharap dengan acara tersebut silaturahmi yang kami usung sebagai landasan hidup bisa terus berjalan.

Kami dari BPK oi kotaBekasi mengucapkan terimah kasih banyak atas partisifasinya dari semua pihak yang sudah membantu dan mendoakan acara kami, sampai acara tersebut selesai........
dengan mengadakan kegitan Pagelaran musik, penanaman pohon, teater yg di lakukan Oleh Oi tasik.


kunjungan BPK Oi KOTA




INFO TENTANG ASAL KOTA BEKASI











Dalam catatan sejarah, nama "Bekasi" memiliki arti dan nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka -, seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno - Asal mula kata Bekasi, secara filosofis, berasal dari kata Chandrabhaga. 
Chandra berarti "bulan" (dalam bahasa Jawa Kuno, sama dengan kata Sasi) dan Bhaga berarti "bagian". Jadi, secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata Chandrabhaga berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi. 
Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis "Bacassie" kemudian berubah menjadi Bekasi hingga kini. 

Terbentuknya Kabupaten Bekasi dimulai dengan dibentuknya "Panitia Amanat Rakyat Bekasi" yang dipelopori R. Supardi, M. Hasibuan, KH. Noer Alie, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini, yang menentang keberadaan RIS- Pasundan dan menuntut berdirinya kembali Negara Kesatuan RI. Selanjutnya diadakan Rapat Raksasa di Alun-alun Bekasi yang dihadiri oleh sekitar 40.000 orang rakyat Bekasi pada tanggal 17 Pebruari 1950. Menyampaikan tuntutan Rakyat Bekasi yang berbunyi : satu: Penyerahan kekuasaan Pemerintah Federal kepada Republik Indonesia. dua: Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Republik Indonesia. tiga: Tidak mengakui lagi adanya pemerintahan di daerah Bekasi, selain Pemerintahan Republik Indonesia. empat: Menuntut kepada Pemerintah agar nama Kabupaten Jatinegara diganti menjadi Kabupaten Bekasi. Upaya para pemimpin Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak terus dilakukan. Diantaranya mendekati para pemimpin Masjumi, tokoh militer (Mayor Lukas Kustaryo dan Moh. Moefreini Mukmin) di Jakarta. Pengajuan usul dilakukan tiga kali antarambulan Pebruari sampai dengan bulan Juni 1950 hingga akhimya setelah dibicarakan dengan DPR RIS, dan Mohammad Hatta menyetujuim penggantian nama "Kabupaten Jatinegara" menjadi "KabupatenBekasi ". Persetujuan pembentukan Kabupaten Bekasi semakin kuat setelah dikeluarkannya Undang-undang No. 14 Tahun 1950. Kabupaten Bekasi secara resmi dibentuk dan ditetapkan tanggal 15 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bekasi. Selanjutnya pada tanggal 2 April 1960 Pusat Pemda Bekasi semula dipusatkan di Jatinegara (sekarang Markas Kodim 0505 Jayakarta, Jakarta) dipindahkan ke gedung baru Mustika Pura Kantor Pemda Bekasi yang terletak di Bekasi Kaum JI. Jr. H. Juanda.